Sabtu, 16 Januari 2016

 Jamur/Fungi
 Assalamualaikum WR.WB

              Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sebuah ringkasan materi tentang "Jamur/Fungi"


1.      Ciri-ciri Umum Jamur
A.  Bersifat  eukariotik, artinya inti sel telah dibungkus membrane initi. Di dalam selnya terdapat sitoplasma dan inti yang kecil
B.   Selnya ada yang uniseluler (tunggal), dan ada yang multiseluler (bersel banyak)
C.   Mempunyai dinding sel dan zat kitin
D.  Tidak mempunyai klorofil
E.   Bersifat heterotof, seprofit, dan parasit
F.    Habitatnya di tempat yang lembab
G.  Reproduksi seksual (generative), dan aseksual (vegetative)

2.      Cara memperoleh nutrisi
Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melangsungkan proses fotosintesis. Jamur menyerap zar organik  dari lingkungannya. Jamur mengeluarkan enzim untuk menguraikan zat organic kompleks menjadi zat organic sederhana. Zat organic sederhana ini kemungkinan akan diserap jamur untuk digunakan secara langsung bagi kelangsungan hidupnya atau disimpan dalam bentuk glikogen.
Dengan demikian, jamur bersifat heterotof yang memperoleh zat organic dari hasil sintesis organism lain. Berdasarka cara  memperoleh nutrisinya, jamur ada yang bersifat saprofit, parasit dan mutual.
1.    Saprofit
 jamur saprofit adalah jamur pemakan organisme yang telah mati/busuk yang berperan sebagai dekomposer dalam rantai makanan. Jamur jenis ini hidup dari sisa organik/bahan yang telah mati

2.    Parasit
jamur parasit adalah jamur yang hidup di inangnya. Jamur jenis ini mengambil bahan makanan secara langsung dari inangnya.

3.    Mutual
Jamur mutual adalah jamur yang hidup saling menguntungkan dengan organisme inangnya.

4.      Klasifikasi Jamur
A.Zygomycotina
1)   Ciri ciri
a.    Bersifat multiseluler
b.    Hifa tidak bersekat
c.    Tidak memiliki tubuh buah
d.    Ada yang memiliki rizoid dan stolon
e.    reproduksi secara vegetatif (fragmentasi hifa, membentuk sporangiospora) dan generatif (menghasilkan zigospora)
f.     hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme.


2)   Reproduksi  Zygomycotina
a.  Reproduksi aseksual
Zygomycota bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa yang terputus dan terpisah dapat tumbuh menjadi hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa, terbentuk sporangiofor. Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora) yang di dalamnya terjadi pembelaban Sel secara mitosis yang menghasilkan sporangiospora berkromosom haploid.
b.    Reproduksi seksual
Reproduksi seksual Zygomycota dengan cara pembentukan spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.
3)   Contoh Zygomycotina
a.    hizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
b.    Rhizophus oryzae,  Jamur  tempe
c.     Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
d.    Mucor mucedo, Saprofit pada  kotoran ternak dan makanan

B.    Ascomycotina
1)    Ciri-ciri Ascomycotina
a.  Bersifat uniseluler/multiseluler
b. Hifa bersekat
c.  Membenituk tubuh buah askokarp/tidak
d. Hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme
e. Reproduksi secara vegetatif (pembelahan sel, fragmentasi, konidiospora) dan generatif (menghasilkan askospora).
2)   Reproduksi Ascomycotyna
a.  Reproduksi aseksual Ascomycota
Ø Ascomycota uniseluler
 bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel atau pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas akan menjadi sel jamur baru. Namun, bila tidak terlepas maka sel tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa semu).


Ø Ascomycota multiseluler
bereproduksi aseksual dengan dua cara, yaitu fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus akan tumbuh menjadi hifa jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor akan terbentuk spora yang diterbangkan angin yang disebut konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Konidia pada jamur Ascomycota berwarna warni, antara lain berwarna oranye, hitam, biru, atau kecokelatan. Bila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa akan bercabang cabang membentuk miselium yang haploid (n).


b.   Reproduksi seksual Ascomycota
Ø Ascomycota uniseluler
 Reproduksi Ascomycota uniseluler diawali dengan konjugasi atau penyatuan dua sel haploid (n) yang berbeda jenis. Hasil penyatuan tersebut menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot tumbuh membesar menjadi askus yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam askus membelah secara meiosis menghasilkan 4 inti yang haploid. Di sekitar empat inti tersebut terbentuk dinding sel sehingga terbentuk 4 askospora yang haploid di dalam askus. Bila askus sudah masak, maka askus akan pecah mengeluarkan askospora. Askospora tumbuh menjadi sel jamur baru yang haploid.

Ø Ascomycota multiseluler
 Reproduksi seksual jamur Ascomycota multiseluler adalah sebagai      berikut:
·      Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing berkromosom haploid berdekatan. Hifa (+) membentuk askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) membentuk anteridium (alat reproduksi jantan).
·      Askogonium membentuk saluran menuju anteridium; disebut trikogin. Melalui trikogin terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan menerima nukleus haploid dan anteridium sehingga askogonium memiliki kumpulan inti dan keduanya (dikariotik).
·      Askogonium tumbuh menjadi hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan tergabung dalam askokarp (tubuh buah).
·      Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dikariotik.
·      Di dalam askus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga terbentuk inti yang diploid (2n).
·      Inti diploid di dalam askus membelah secara meiosis menghasilkan 4 nukleus yang haplold (n).
·      Masing-masing nukleus haploid membelah secara mitosis sehingga di dalam askus terdapat 8 nukleus. Selanjutnya, di sekitar nukleus terbentuk dinding sel dan terbentuk askospora yang haploid (n).
·      Bila askus telah masak, maka askospora akan tersebar secara serentak. Hal ini terjadi karena jika satu askus pecah berakibat pada pecahnya askus lain.
·      Askospora yang jatuh di tempat yang cocok akan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).

3)   Contoh Ascomycotina
Anggota jamur dalam divisi Ascomycota disebut fungi kantong (sac fungi). Para ahli mikologi telah mendeskripsikan sekitar 60.000 fungi kantong, baik yang uniseluler maupun multiseluler.
a.    Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur bersel satu dan memiliki dinding askus yang tipis, dikenal sebagai khamir. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk pembuatan minuman beralkohol, tapai, dan pengembang adonan roti. Jamur ini dapat mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida (CO2) melalui proses fermentasi (respirasi anaerob). Gas CO2 yang terbentuk menjadikan adonan roti mengembang.
b.   Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum digunakan untuk pembuatan antibiotik penisilin dengan cara mengekstraksi biakan cair. Penisilin digunakan untuk membasmi bakteri, antara lain Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Staphylococcus sp.
c.    Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti digunakan dalam pembuatan keju (Gambar 5.13).
d.   Kapang biru (blue mold) yang tumbuh pada buah jeruk merupakan jamur Penicillium yang hidup saproba (Gambar 5.14).
e.    Neurospora crassa dan Neurospora sitophila merupakan jamur oncom yang memiliki spora berwarna oranye (Gambar 5.15).
f.    Morchella esculenta, jamur yang memiliki tubuh buah mengandung banyak air dan enak dimakan (Gambar 5.16). Jamur ini sering ditemukan di bawah pohon buah-buahan.
g.    Claviceps purpurea merupakan jamur Ascomycota berwarna ungu yang biasa disebut ergot, bersifat parasit pada gandum hitam (rye). Bila jamur ini ikut tergiling bersama gandum dan tercampur dalam tepung, lalu dikonsumsi manusia, maka akan menimbulkan penyakit gangren. Gejala yang dialami antara lain kejang saraf, rasa panas terbakar, halusinasi, dan kegilaan temporer (sementara).
h.   Tuber melanosporum (truffle) merupakan jamur yang hidup bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikorhiza. Truffle sangat disukai oleh ahli pencicip kuliner karena memiliki cita rasa yang enak. Pencari truffle biasanya menggunakan bantuan anjing yang memiliki penciuman tajam untuk menemukannya.
i.     Candida albicans hidup parasit pada jaringan epitel yang lembap, misalnya saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan alat kelamin wanita (penyebab keputihan).
j.     Trichophyton mentagrophytes menyebabkan penyakit kurap pada kulit tubuh dan kulit kepala.
k.   Aspergillus flavus pada umumnya hidup saproba pada makanan dan biji-bijian. Koloni Aspergillus flavus menghasilkan spora berwarna cokelat kehijauan atau kehitaman dan menyekresikan senyawa aflatoksin yang bersifat racun bagi manusia.

C.     Basidiomycotina
1)      Ciri ciri
a.    Bersifat multiseluler
b.   Hifa bersekat
c.    Membentuk tubuh buah basidiokarp/tidak
d.   Reproduksi vegetatif (membentuk konidiospora) dan generatif (menghasilkan basidiospora)
e.    Hidup saproba/parasi/simbiosimutualisme .

2)      Reproduksi Basidiomycotina
Basidiomycota bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Berbeda dengan kelompok jamur Ascomycota, reproduksi seksual pada Basidiomycota lebih sering terjadi daripada reproduksi secara aseksual.
a.    Reproduksi aseksual Basidiomycota          
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan membentuk konidiospora (spora konidia). Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor terbentuk spora yang dapat diterbangkan oleh angin, disebut konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Bila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid.
b.   Reproduksi seksual Basidiomycota
Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang akan menghasilkan spora seksual basidiospora. Mekanisme reproduksi seksual Basidiomycota adalah sebagai berikut.
Ø Miselium (+) dan miselium (-) yang masing-masing berkromosom haploid (n) bertemu. Miselium ini terdiri atas hifa-hifa monokariotik (berinti sel satu).
Ø  Terjadi plasmogami antara miselium (+) dengan miselium (-) menghasilkan miselium dengan hifa dikariotik (berinti sel dua). Miselium dikariotik memiliki pertumbuhan yang sangat cepat sehingga mendesak pertumbuhan miselium haploid induknya.
Ø  Perubahan cuaca lingkungan, misalnya musim hujan atau perubahan suhu, mengakibatkan miselium dikariotik membentuk tubuh buah (basidiokarp). Miselium dikariotik yang membentuk tubuh buah ini berumur panjang.
Ø  Permukaan bawah basidiokarp dilapisi oleh sel-sel dikariotik yang disebut basidium.
Ø Selanjutnya, terjadi kariogami (peleburan inti) yang akan menghasilkan nukleus yang diploid (2n).
Ø Nukleus diploid (2n) segera membelah secara meiosis menghasilkan empat inti yang haploid (n).
Ø Masing-masing basidium melakukan empat pertumbuhan penjuluran atau membentuk tonjolan yang disebut sterigma. Setiap satu nukleus haploid masuk ke dalam satu sterigma sehingga berkembang menjadi basidiospora yang haploid (n).
Ø Basidiopora yang sudah masak akan terlepas dan basidium dan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid.


3)      Contoh Basidiomycotina

Terdapat sekitar 25.000 spesies jamur Basidiomycota yang sudah diidentifikasi. Beberapa jenis Basidiomycota dapat dimanfaatkan sebagai makanan, namun ada pula yang beracun.
1.   Volvariella volvacea (jamur merang), sering ditemukan pada tumpukan jerami (sisa-sisa batang padi). Tubuh buah berbentuk payung, berwarna putih agak krem, bagian bawah tudung berwarna kecokelatan. Jamur ini dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi tinggi. Jamur ini biasanya dipanen sebelum mekar.
2.   Auricularia polytricha (jamur kuping), biasanya ditemukan pada batang kayu yang sudah mati, berbentuk seperti telinga manusia, berwarna cokelat kehitaman, serta dimanfaatkan untuk campuran sop atau kimlo. Terkadang jamur ini diperdagangkan dalam bentuk kering.
3.   Pleurotus sp. (jamur tiram), tumbuh pada kayu lapuk, berwarna putih, dan dapat dimakan. Jamur tiram dibudidayakan pada medium serbuk kayu.
4.   Calvatia gigantea, dikenal dengan nama giant puffball, memiliki tubuh buah yang sangat besar dengan diameter lebih dan 1 meter, sehingga dapat mengeluarkan spora berjumlah trilyunan.
5.   Amanita sp., termasuk spesies Amanita muscaria, Amanita phaioides, Amanita pantherina, dan Amanita virosa merupakan jamur yang beracun bagi manusia. Bila jamur ini dimakan dapat menimbulkan kejang perut, muntah-muntah, diare, halusinasi, dan bahkan kematian. Tubuh buah jamur Amanita phalloides berbentuk mirip dengan jamur merang (Volvariella volvacea) sehingga sulit dibedakan.

D. Deuteromycotina
1)      Ciri-ciri Deuteromycotina
a.    Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat    kitin.
b.    Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran  mikroskopis
c.     Hidup sebagai saprofit atau parasit
d.    Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis fungi yang sudah dapat diidentifikasi, tetapi belum diketahui cara reproduksi seksualnya dikelompokkan kedalam Deuteromycotina.
e.    Umum jamur Deuteromycotina melakukan reproduksi aseksual dengan konidia

2)       Reproduksi Deuteromycotina
 a.     Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkana konidia, blasthopora(membentuk tunas), dan arthospora (membentuk spora dengan benang hifa).

 b.    Reproduksi Seksual
                        Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Apabila telah diketahui reproduksi seksualnya, fungi tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi seksualnya.

3)     Contoh Deuteromycotina
a.    Tinea Versicolor  mengakibatkan penyakit panu pada manusia
b.   Epidermophyton floocossum menyebatkan penyakit kaki atlet pada manusia
c.    Trochophyton menyebabkan penyakit kulit ring worm pada manusia
d. Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta menyerang daun dan tanaman budidaya

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan  
Sekian
Wassalamualaikum WR.WB                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar